JEMBER - Masalah yang terkait dengan hasil Pemilu terus bermunculan di Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Rabu, 28 Februari 2024 terjadi protes dari Partai NasDem. Partai besutan Surya Paloh ini mengerahkan ratusan massa untuk menduduki kantor Kecamatan Sumbersari.
Massa juga membawa sejumlah kendaraan yang digerakkan memenuhi tempat parkir di lokasi tersebut. Tujuannya, untuk memblokade jalan truk-truk yang hendak keluar mengangkut kotak suara.
Pemicu aksi massa NasDem ini gara-gara temuan indikasi pergeseran suara partai ke caleg tertentu. Bahkan, juga disertai pencurian suara antar caleg NasDem.
Terpantau di lokasi puluhan personil dari Polres Jember dikerahkan untuk menjaga aksi yang sedang berlangsung. Penjagaan diluar maupun di dalam kantor kecamatan.
Ketua DPC NasDem Sumbersari, Mursid mengaku punya bukti berupa salinan C Hasil perhitungan TPS-TPS maupun DA 1 Hasil dari rekapitulasi yang dibuat oleh panitia pemilihan kecamatan (PPK) Sumbersari. Kedua dokumen itu menunjukkan perbedaan angka.
Menurut dia, pada kompilasi C hasil dari seluruh TPS di Sumbersari menunjukkan partai NasDem mendulang total 3.821 suara. Terdiri dari 624 suara coblos gambar partai dan 3.197 suara akumulasi coblos kepada 7 caleg.
Namun, pada keputusan PPK malah terjadi penurunan suara coblos partai dari 624 menjadi 569 suara atau berkurang 55 suara. Selain itu, dua Caleg masing-masing berkurang 1 suara.
Mursid pun menelusuri 57 suara yang bergeser tersebut. Ternyata, ditemukan berpindah ke caleg nomor urut 7 atas nama Rendra Wirawan. Suara mantan Ketua HIPMI Jember itu bertambah persis 57 suara.
"Rendra Wirawan awalnya mendapat 989 suara, tapi kemudian menjadi 1.046 suara. Bertambah persis 57 suara. Artinya, hilangnya 55 suara coblos partai dan 2 suara caleg pindah ke Rendra," papar Mursid.
Ia merasa diabaikan meski berkali-kali protes ke PPK. Sehingga, terpaksa mengerahkan massa untuk meminta bertemu langsung dengan seluruh anggota PPK dan semua personil Panwascam Sumbersari.
"Sebelum mereka mau menemui kami untuk menjelaskan pergeseran dan pencurian suara itu, maka selama ini pula kami akan tetap menduduki kantor kecamatan," serunya.
Hingga jam 10.39 WIB belum tampak seorang pun anggota PPK yang muncul. Berbeda dari Panwascam yang justru datang menyalami massa aksi.
Mursid menduga PPK enggan menunjukkan batang hidungnya kemungkinan karena sengaja merubah suara untuk menguntungkan caleg tertentu. Kabar yang mampir kepadanya menyebut, PPK menjalin transaksi jual-beli suara dengan imbalan uang.
"Info-infonya PPK melakukan jual-beli suara lewat rekapitulasi agar dapat uang. Lihat saja, ketidakmauan mereka menemui kami untuk terang-terangan membuka rekapitulasi suara adalah tanda semakin kuat dugaan permainan PPK itu," tegas Mursid. (**)
Pewarta | : Imam |
Editor | : Praba Santosa |
Komentar & Reaksi