BANYUWANGI - Secara sosial masyarakat kita harus memiliki pendidikan karakter, sehingga dengan begitu akan hadir teposeliro dan saling memahami serta saling merasakan sehingga muncul rasa empati.
Pernyataan itu, disampaikan langsung oleh ketua umum pengurus besar persatuan guru republik Indonesia (PB PGRI) Teguh Sumarno, saat turun langsung mendampingi Menteri (Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak) PPPA Arifah Fauzi, saat mengunjungi rumah duka korban pemerkosaan anak di bawah umur, Jumat (15/11/2024) siang.
"Pendidikan karakter ini harus terus ditanamkan. Mengapa, anak sekolah yang hari ini belajar, merupakan generasi penerus beberapa tahun mendatang," lugasnya.
Menurut Teguh, kejadian memilukan yang menimpa siswa salah satu sekolah dasar di Kecamatan Kalibaru itu, menjadi atensi tersendiri bagi dunia pendidikan.
"Disadari atau tidak, ini menjadi tamparan berharga bagi dunia pendidikan. Mengapa begitu, harus ada tanggungjawab yang melekat antara orangtua dengan guru. Mulai dari berangkat sekolah, hingga sampai lagi di rumah, tidak dibiarkan begitu saja apalagi jalannya sepi," katanya.
Pihaknya berjanji, akan membawa persoalan itu kepada menteri pendidikan untuk dijadikan pijakan, bahwa keselamatan siswa itu menjadi penting dan tanggungjawab bersama.
"Kita tidak ingin kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Kami para guru, meminta pihak kepolisian segera menemukan pelaku dan diganjar sesuai perbuatannya," harap profesor lulusan UIN Jember itu.
Sebagai bentuk support moral kepada keluarga, PB PGRI memberikan beasiswa kepada kakak korban untuk terus melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya.
"Jangan gara-gara ini, kemudian berhenti sekolah. Kami PGRI, siap membantu apa yang menjadi kesulitan keluarga. Kita siapkan beasiswa untuk saudara korban sampai ke jenjang perguruan tinggi," tuturnya.
| Pewarta | : Yuni Amalia |
| Editor | : Imam Haironi |
Komentar & Reaksi