SIBER JATIM - Indonesia dan Amerika Serikat baru-baru ini meluncurkan sebuah program pelatihan untuk peternak sapi perah skala kecil dan menengah di Indonesia. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan produksi susu, yang pada akhirnya diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan Program Makanan Bergizi Gratis, yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto.
Melalui kerjasama ini, peternak sapi perah di Indonesia akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan hasil susu mereka, dengan harapan dapat memberikan dampak positif bagi gizi anak-anak Indonesia, serta ibu hamil dan menyusui.
Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Dewan Ekspor Susu Amerika Serikat (USDEC), Departemen Pertanian New Mexico (NMDA), New Mexico State University, serta tiga produsen susu besar Indonesia, yaitu Global Dairy Alami, Cimory, dan Ultrajaya.
Duta Besar Amerika Serikat, Kamala Shirin Lakhdhir, mengungkapkan bahwa program ini hadir pada waktu yang sangat krusial, mengingat kebutuhan susu yang semakin meningkat di Indonesia, terutama dalam upaya pemenuhan Program Makanan Bergizi Gratis yang dijalankan pemerintah.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh peternak sapi perah di Indonesia adalah keterbatasan pengetahuan tentang cara menghasilkan susu berkualitas tinggi. Selama ini, banyak peternak, khususnya yang beroperasi pada skala kecil dan menengah, tidak memiliki pendidikan atau pelatihan yang memadai tentang manajemen peternakan dan pemeliharaan sapi perah.
Hal ini menyebabkan rendahnya kualitas susu yang dihasilkan, yang seringkali tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh industri susu.
Pelatihan yang ditawarkan melalui program ini mencakup berbagai topik penting, seperti manajemen peternakan, nutrisi hewan perah, serta teknik-teknik untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas susu.
Pelatihan akan dilakukan secara langsung di IPB University dan juga melalui video pelatihan daring, yang memungkinkan peternak mengakses materi kapan saja dan di mana saja.
Indonesia memiliki populasi sapi perah yang relatif kecil, hanya sekitar 500 ribu ekor, dan produksi susu sapi segar yang dihasilkan saat ini hanya mampu memenuhi sekitar 20% dari total kebutuhan konsumsi nasional.
Hal ini menjadi masalah besar mengingat permintaan susu yang terus meningkat, terutama di kalangan anak-anak dan ibu hamil yang membutuhkan asupan gizi yang cukup. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para peternak dapat meningkatkan produksi susu segar dengan kualitas yang lebih baik, yang dapat mendukung kebijakan pemerintah dalam menyediakan makanan bergizi gratis bagi masyarakat.
Selain itu, program ini juga bertujuan untuk membangun kapasitas peternak sapi perah melalui pendidikan yang lebih baik, agar mereka dapat terus mengembangkan usaha peternakan mereka dan memperbaiki kesejahteraan mereka dalam jangka panjang. Para peternak yang terlibat dalam program ini akan belajar tidak hanya mengenai teknik-teknik peternakan yang efektif, tetapi juga bagaimana cara menjaga kesehatan sapi perah agar tetap produktif.
Pelatihan ini diharapkan menjadi langkah awal yang penting dalam menciptakan perubahan positif bagi industri susu di Indonesia. Epi Taufik, kepala Divisi Ilmu Produksi Ternak Perah di IPB University, menyatakan bahwa program ini adalah bagian dari upaya yang lebih besar untuk meningkatkan populasi sapi perah dan produksi susu segar nasional. Ia berharap pelatihan ini bisa memperbaiki kualitas susu yang dihasilkan oleh peternak kecil dan menengah serta membantu mereka bersaing dengan peternakan besar dalam hal kualitas dan kuantitas produk susu.
Program pelatihan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi peternak sapi perah, tetapi juga bagi masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Dengan meningkatkan produksi susu lokal, Indonesia diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada impor susu dan meningkatkan kesejahteraan peternak, serta mendukung program-program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan gizi masyarakat.
Pewarta | : Imam |
Editor | : Imam Haironi |
Komentar & Reaksi