PROBOLINGGO - Pemerintah kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga 9 Agustus 2021. Hal ini membuat pelaku wisata Gunung Bromo kian lesu dan hanya bisa gigit jari.
Bahkan, muncul video pilu yang menampilkan para Teletubbies murung menanti pengunjung di bukit Teletubbies yang tak kunjung datang.
Video itu beredar di grup WhatsApp para driver, termasuk driver Jeep Bromo, Selasa (3/8/2021).
Choirul Umam Masduqi, pelaku wisata Gunung Bromo tidak heran dengan beredarnya video tersebut.
"Video itu dibuat sama pelaku wisata Bromo awal pandemi 2020 lalu. Tapi karena PPKM membuat kondisi sama aja kayak dulu, jadi video itu di-posting ulang," terang Umam, Selasa (3/8/2021).
Pemuda asal Kota Probolinggo ini menyayangkan PPKM diperpanjang lagi. Dimana secara keseluruhan, total pembatasan sebulan lebih. Itu belum termasuk aturan PSBB lalu.
"Padahal sudah ada kesepakatan aturan di wisata Bromo. Prokes diperketat, ada kuota pengunjung harian, dan pembatasan jumlah penumpang Jeep," cetus warga yang berdomisili di Kecamatan Kuripan ini.
Penumpang Jeep dibatasi jika biasanya full 6 orang, maka hanya diperbolehkan membawa maksimal 3-4 orang saja.
"Apalagi, tidak ada klaster Bromo untuk Covid-19. Kurang apa lagi? Semua sudah diatur dan dijalankan. Tapi PPKM diperpanjang, otomatis aktifitas wisata off total," keluh pria berkacamata ini.
Umam menyebut, untuk bertahan hidup, para pelaku wisata Bromo banyak yang banting setir, seperti menjadi sopir dadakan yang bersedia mengangkut komoditas apapun.
"Ada yang jadi sopir angkutan sayur, jadi pedagang ikan asap keliling dan lainnya. Semua dilakukan demi bertahan di era pandemi ini," paparnya.
Tidak hanya pelaku wisata Bromo, PPKM juga berdampak bagi para driver yang melayani perjalanan lintas kota.
"Sebab ada pembatasan untuk bepergian ke luar daerah, harus mengantongi syarat-syarat tertentu," kata Ahmad Fauzy, seorang driver panggilan.
Namun, ia memilih pasrah dan bekerja di bidang lain untuk tetap menyambung hidup, bahkan merangsek ke usaha kuliner skala mikro.
"Ya mau gimana lagi? Harus menerima dengan legowo," ucap warga Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo tersebut. (amj)
Pewarta | : Wilda Natasya |
Editor | : Deni Ahmad |
Komentar & Reaksi