PROBOLINGGO - Guna menekan biaya produksi di bidang perikanan budidaya, para pelaku usaha di Kabupaten Probolinggo didorong agar mengoptimalkan penggunaan pakan fermentasi.
Program ini juga didukung oleh kalangan civitas akademika setempat melalui implementasi program pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Zainul Hasan Genggong, Jumat (27/8/2021).
Terza Travelancya, Dosen Pendamping lapangan menjelaskan, satu kelompok mahasiswa KKN yang didampinginya merealisasikan program di Desa Ngepoh, Kecamatan Dringu. Satu kelompok itu terdiri dari 8 mahasiswa.
"Kami memfasilitasi pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Perikanan kepada para kelompok tani," kata Terza kepada siberjatim.com, Jumat (27/8/2021) malam.
Ia menyebut, tujuh pembudidaya lele dihadirkan, terdiri dari 4 kelompok pembudidaya dan 3 pembudidaya perorangan.
"Tujuannya ialah menjembatani penguatan usaha perikanan budidaya melalui pembinaan intensif, khususnya perihal pakan," jelas Terza.
Katanya, persoalan membengkaknya biaya produksi utamanya disebabkan mahalnya harga pakan pabrikan.
"Oleh karenanya, dibutuhkan terobosan untuk menekan biaya produksi, salah satunya yang menjadi topik dalam pertemuan tadi adalah pakan fermentasi dari limbah dapur rumah tangga, seperti sayuran sawi," ungkapnya.
Kepala UPT Perikanan Budidaya Air Tawar/Payau pada Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo, Syarifuddin Abbas menyebut, sebesar 60-75 persen biaya produksi berasal dari pakan.
"Jika biaya pakan bisa diefisiensikan, maka margin keuntungan bisa bertambah," ucap Abbas dikonfirmasi terpisah.
Menurutnya, hasil usaha memiliki peluang untung, break event point, atau malah merugi.
"Rasio pemberian pakan idealnya adalah 5 persen dari bobot bibit ikan. Dan estimasi hasil usaha ideal adalah 1:1 yaitu jika habis pakan kuintal, maka bobot panen minimal 1 kuintal," bebernya.
Dalam diskusi itu, disebutkan bahwa biaya produksi lele sebesar Rp 11 ribu per kilogram, sedangkan harga jual ke pengepul Rp 15 ribu per kilogram.
"Itu belum bisa dikatakan untung jika angka kematian ikan banyak. Oleh sebab itu, terobosan penggunaan pakai fermentasi juga bisa dilakukan," terangnya.
Pakan fermentasi adalah campuran pelet, limbah organik rumah tangga, molase, lactobaciluss, air kelapa dan rimpang-rimpangan.
"Ramuan itu difermentasikan dalam waktu seminggu. Kemudian diberikan pada lele. Terbukti, cara itu efektif menekan biaya produksi dan harapannya petani tidak terlalu bergantung pada pakan pabrikan secara penuh," tutur Abbas. (amj)
Pewarta | : Lutfi Hidayat |
Editor | : Deni Ahmad |
Komentar & Reaksi